Skip to main content

TEORI PEMILIHAN ANNE ROE

BAB I
PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah
Salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap individu itu unik. Keunikan-keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal. Misal saja karakter masing-masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir (mindset), serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam bimbingan konseling, salah satu bidang layanannya adalah bimbingan konseling karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan lingkungannya, sehingga mampu merencanakan karirnya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan bimbingan karir terdapat beberapa teori yang mendukung, salah satunya adalah teori pilihan karir Roe.
Teori Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang tua (parental styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhanyang dikembangkan oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gay ahidup masa dewasanya kelak. Dari uraian tersebut maka dalam makalah ini penyusun akan menmbahas mengenai teori pilihan karir Roe.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.
  1. Siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe?
  2. Bagaimana konsep dasar dari teori Roe?
  3. Apa saja penggolongan karir menurut teori Roe?
  4. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori Roe?
  5. Bagaimana aplikasi teori Roe dalam bimbingan karir?
C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.
  1. Untuk mengetahui siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam penyusunan teori pilihan karir Roe.
  2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari teori Roe.
  3. Untuk mengetahui penggolongan karir menurut teori Roe.
  4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori Roe.
  5. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori Roe dalam bimbingan karir.
D. Manfaat Penyusunan
Makalah ini ditulis dengan harapan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis bagi penulis maupun pembaca. Secara, teoritis makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dan menambah pengetahuan tentang teori pilihan karir Roe. Sedangkan manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai bahan edukasi bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
 A. Tokoh yang Berpengaruh dalam Teori Roe
Anne Roe (28 Agustus 1904- 28 Juni 1991) adalah seorang dosen di Universitas Arizona, sekaligus juga Psikolog ternama Amerika. Karyanya yang terkenal adalah The Psychology of Occupations (1959). Anne Roe mengemukakan pandangannya, sebagai berikut, “Pola pengembangan arah pilih jabatan terutama, sangat ditentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis.”
Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologis). Teori Roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan, orang akan memilih pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya.  Pandangan-pandangan yang berpengaruh pada penyusunan teori Roe, yaitu teori penyaluran tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow), dan faktor keturunan.
B. Konsep Dasar Teori Roe
Teori Roe atau biasa disebut sebagai “a need theory approach to career choice” atau teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan, memandang pilihan karir seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Pengaruh Hereditas terhadap Putusan Karir
Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen individu diturunkan dari orang tua mereka.
2.      Pengalaman Masa Kecil
Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilihan karir individu. Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti, kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya, perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua terhadap anak sebagai berikut.
  1. Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya.
  2. Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan.
  3. Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
  4. Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan.
  5. Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
Dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe mengemukakan tiga kategori pendidikan yang di terapkan oleh orang tua. Ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.
Menjauhi Anak
Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung akan bersifat sebagai berikut.
1)      Menolak
Dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan-kekurangan dan mengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini anak.
2)      Mengabaikan
Memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak menghina.
Konsentrasi Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua kategori,yaitu.
1)      Overprotecting     
Memberikan perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat),terlalu baik, penuh kasih sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.
2)      Overdemanding
Terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim cenderung menolak.
Penerimaan terhadap Anak
Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu.
1)      Santai atau Casual
Sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.
2)      Penuh Kasih atau Loving
Memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong independensi.
Menurut Roe dari kategori emosional yang ada di dalam rumah tersebut, kategori penuh kasih, overprotective dan overdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada kontak dengan orang lain (person oriented). Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda-benda (non_person oriented).    
3.      Kebutuhan-Kebutuhan Manusia
Kebutuhan-kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut. Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan motif kebutuhan individu (dalam Alwisol, 2012 : 204-206), yaitu.
  1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
  2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
  3. Kebutuhan dimiliki dan dicinta (belonging and love needs)
  4. Kebutuhan harga diri (self esteem needs)
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)
Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin kecil. Disana dapat diliat bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.
C.    Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe
Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori dasar (dalam Winkel dan Hastuti, 2007:630), yaitu.
a.      Person Oriented
Pekerjaan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang -orang yang suka bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain. Semua orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan menyayangi. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong dalam kelompok ini adalah.
1)      Jasa (service)
Pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
2)      Kontak bisnis (business contact)
Pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan orang lain.
3)      Organisasi (organization)
Pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4)      Kebudayaan (general culture)
Pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
5)      Seni dan hiburan (art and entertainment)
Pekerjaan-pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.     
b.      Non-Person Oriented
Pekerjaan yang berorientasi pada benda-benda. Pekerjan non-peron oriented ini biasanya adalah orang- orang yang lebih suka bekerja dengan menangani barang atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu di anggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong dalam non-peron oriented adalah.
1)        Teknologi (technology)
Pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan barang
2)        Luar ruangan (outdoor)
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
3)        Ilmu pengetahuan (science)
Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
Roe (dalam Munandir, 1996:105) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan atau aras dalam karir. Keenam tingkatan tersebur adalah.
  1. Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
  2. Semi terampil, pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
  3. Terampil, pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada individu.
  4. Semi professional dan bisnisk kecil, pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
  5. Professional tingakatan kedua, mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.
  6. Professional tingkatan pertama, secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi dan mapan.
D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Roe
Kelebihan dari teori Roe adalah sebagai berikut.
  1. Teori Roe lebih mengutakan pada pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.
  2. Kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini, pengalamanlingkungan, dan faktor-faktor genetik, menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar untuk memuaskan kebutuhannyatersebut. Intensitas kebutuhan merupakan faktor penentu utama yang memotivasiindividu untuk mencapai tingkat hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur  pekerjaan.
  3. Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak.
  1. Teori Roe telah membangkitkan banyak penelitian.
  2. Jika perlakukan orang tua terhadap anak dan pilihan jabatan yang dikehendakisesuai di kemudian hari, pandangan ini mempunyai sedikit relevansi bagikonselor karier dan konselor tidak mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak.
Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah sebagai berikut.
  1. Hanya sedikit saja yang mendukung model teori tersebut.
  2. Perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan.
  3. Pendapat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi.
  4. Jika terjadi perbedaan antara keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan minatdan bakat anak, maka pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor karier sehingga konselor akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak dan konselor perlu waktu untuk menyesuaikan kondisi yang dihadapi tersebut.
E. Aplikasi Teori Roe dalam Bimbingan Karir
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Dalam pengembangan bimbingan karir, konselor perlu memperhatikan adanya potensi yang dimiliki oleh individu tersebut.
Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Peran orang tua dalam bimbingan karir itu sendiri menurut Ruslan A. Gani (1996:68) misalnya dengan menyelenggarakan seminar atau diskusi yang melibatkan orang tua, konselor dan individu itu sendiri untuk membicarakan cara-cara yang memunginkan mereka membantu putera puterinya merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan dan kehidupan sesudah tamat sekolah. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
 A.    Simpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Teori Roe tergolong teori pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya. Maka dari itu Teori Roe berperan penting dalam pelaksanaan bimbingan karir disekolah.
B.  Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan bimbingan karir, bukan hanya berdasar pada Teori Roe saja tetapi juga pada teori-teori pendukung yang lain sehingga dalam pelaksanaan bimbingan karir dapat berjalan dengan baik.

Comments

  1. The Best Casino Sites in 2021
    Lucky Club casino review. Try one of the many online casinos to win big at the top. Check out our 2021 casino bonuses, promotions and more.🏆 Top Online Casino: Royal Panda🎲 Most luckyclub.live Popular Casino: Ignition

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEORI PEMILIHAN KERJAYA HOLLAND

Teori Pemilihan Kerjaya Holland memberi fokus kepada trait personaliti dan banyak dipengaruhi oleh Teori Trait dan Faktor sebelum ini.  Teori ini juga pada dasarnya merupakan teori pendekatan struktur yang lebih menekankan aspek keselarasan antara personaliti dengan persekitaran, namun teori ini juga telah diperkembangan dalam aspek bagaimana personaliti terbentuk dan berkembang. Menurut Holland (1985), teori ini dibentuk berasaskan kepada andaian bahawa minat vokasional adalah satu daripada aspek personaliti dan oleh yang demikian diskripsi mengenai minat individu juga menggambarkan minat seseorang. Trait-trait personaliti ini biasanya dikenalpasti melalui kecenderungan terhadap mata pelajaran sekolah, aktiviti-aktiviti rekreasi, hobi dan kerja. Sementara itu minat vokasional pula boleh digambarkan sebagai ekspresi personaliti. Holland (1985) juga menyatakan bahawa Teori Pemilihan Kerjaya Holland boleh digunakan untuk memberikan penjelasan kepada tiga persoalan asas iait

TEORI KERJAYA GINZBERG

P ada tahun 1951, muncul sebuah teori perkembangan kerjaya  (development career choice theory)  iaitu teori Ginzberg. Teori ini memberi fokus kepada proses pemilihan kerjaya berdasarkan tahap perkembangan individu. Teori ginzberg merupakan hasil daripada kerja sama antara Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiatris, S. Axelrad yang seorang ahli sosiologi dan J. Herma yang merupakan seorang ahli psikologi. Idea asas teori ini muncul dengan andaian bahawa, proses pemilihan kerjaya merupakan sebahagian daripada proses perkembangan individu itu sendiri. Perkembangan kerjaya sudah dimulai sejak kanak-kanak sehingga pemilihan kerjaya di masa dewasa. Teori Ginzberg mempunyai tiga peringkat penting dalam proses pemilihan kerjaya, iaitu: 1)       Peringkat fantasi (6-11 tahun) Pada peringkat ini, kanak-kanak belum lagi memiliki sembarang keputusan tentang pekerjaan. Hal ini kerana mereka masih mencapai kematangan dalam perkembangan vokasional. Pilhan